Gubernur Jabar Ridwan Kamil meluncurkan program kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) di Bogor. Kredit tanpa bunga ini merupakan program Pemprov Jabar yang diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan dan menghilangkan ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. "Kami masih banyak warga tidak mampu, mudah-mudahan dengan program ini dapat memberantas kemiskinan
KreditMesra untuk Akhlak Mulia dan SejahteraBANDUNG - Menjalankan syariat Islam bukan sekadar ibadah, tapi juga seluruh aspek kehidupan. Hal itu disampaikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat membuka Majlis Taklim Pendopo yang rutin dilaksanakan di Pendopo Kota Bandung, Minggu
KreditMesjid Sejahtera (Mesra) resmi diluncurkan oleh Pemerintah Kota Bandung, ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung dengan Koperasi Syariah Masjid di Masjid Ukhuwah Kota Bandung, Senin (21/8/2017). Kredit Mesra berasal dari gagasan untuk menjadikan masjid tidak hanya
Karawang Kehadiran bank bjb lewat produknya Kredit Mesra telah membantu kehidupan warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Karawang, salah satunya yang paling berdampak adalah terhindar dari jeratan rentenir atau bank emok. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Jatimulya, Ato Purtoni. Ato yang wilayahnya masuk Kecamatan Pedes mengatakan, di desanya terdapat
Pemerintahkota Bandung dalam waktu dekat akan melahirkan inovasi baru yaitu Kredit Masjid Sejahtera (Mesra). "Dalam waktu seminggu ini kita akan melahirkan inovasi baru, yaitu Kredit yang disalurkan lewat masjid namanya Mesra,"Ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Hotel Savoy Homan, Kamis (3/8/2017).
Kegiatan. Diskominfo Gelar Rapat Koordinasi Capacity Building Statistik kemitraanmedia Nov 25, 2021 0 176
PenyaluranKredit Mesra Disarankan Secara Terbatas Ilham Budhiman - September 2017 | 11:10 WIB Ilustrasi - Bisnis
BankJawa Barat Banten (bank bjb) menggandeng ribuan masjid dan rumah ibadah lainnya di Provinsi Jawa Barat sebagai pusat penyaluran Kredit Mesra. Bank Jawa Barat
KreditMesra (1): Tanpa Bunga, Tanpa Agunan. 19 Januari 2021 20:35 Diperbarui: 22 Januari 2021 20:18 468 5 1. +. Lihat foto. BEDA Gubernur, beda pula gagasannya. Ketika kang Aher menjadi Gubernur, Kredit Cinta Rakyat atau KCR menjadi program unggulan di Jawa Barat. Kredit ini untuk pengusaha kecil.
Dimulaisejak 2018, Kredit Mesra menunjuk Bank BJB sebagai mitra penyalur kredit. Kini Kredit Mesra memiliki 9.321 debitur sebagai UMKM penerima manfaat yang tersebar di 789 rumah ibadah di 28 kabupaten/kota dari dua provinsi. Inovasi ketiga yang dipresentasikan datang dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
8uIROl. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. BEDA Gubernur, beda pula kang Aher menjadi Gubernur, Kredit Cinta Rakyat atau KCR menjadi program unggulan di Jawa Barat. Kredit ini untuk pengusaha kecil. Yakni pengusaha yang memiliki omzet antara 300 juta sampai 2,5 milyar rupiah. Itu sebabnya pengusaha mikro -yang omzetnya dibawah itu- tidak dapat menikmatinya. Mengapa begitu? Karena sumber dana KCR berasal dari APBD Provinsi. Kewenangan penganggaran untuk usaha mikro hanya di pemerintah Kota/Kabupaten. Lain halnya di Kota Bandung, ketika Ridwan Kamil menjadi Wali Kota. Inovasi menggulirkan kredit usaha mikro, sepenuhnya menggunakan dana sendiri bank. Tidak menggunakan dana APBD. Begitupun ketika menjadi Gubernur."Tiga produk kredit dari Kota Bandung akan dibawa ke Jawa Barat," begitu media memberitakannya. Tiga jenis kredit yang dulu dikenal sebagai "Kredit Tanpa Agunan", "Kredit Tanpa Bunga", "Kredit Melawan Rentenir", "Kredit Berbasis Masjid" -semuanya akan diboyong ke Jawa Barat. Apa saja tiga jenis kredit dari Kota Bandung itu? Pada dasarnya bisnis model -ketiga kredit itu- hampir sama. Yang membedakan adalah key partnerships. Yakni Forum Rukun Warga RW, Majelis Ulama Indonesia MUI dan Ketua Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga PKK. Bayangkan jika satu RW membina 1 kelompok usaha, maka Kota Bandung memiliki potensi RW x 5 debitur atau debitur. Begitupun organisasi islam formal -terdapat sekitar masjid- di Kota Bandung. Bagaimana dengan PKK? Jangan lupa setiap ibu ketua RW -selaku pengurus PKK- berpeluang membina sekurang-kurangnya 1 kelompok usaha. Tidak heran jika dalam 3 tahun tersalurkan ke warga -senilai lebih dari 58 milyar rupiah. Hanya di Kota Bandung produk 1 2 Lihat Financial Selengkapnya
RIDWAN KAMIL MINTA PD BPR FOKUS JADI BANK RAKYAT KECIL Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil meminta PD BPR Kota Bandung tetap fokus membantu pengembangan usaha kecil menengah bagi nasabahnya. Pasalnya, sejumlah rpgram unggulan PD BPR Kota Bandung telah terbukti mampu membantu keberlangsungan hidup masyarakat. "PD BPR Kota Bandung Harus menjadi banknya rakyat kecil. Banknya mikro, produk unggulannya bagus," katanya di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Rabu 18/7/2018. Ridwan menyebut, produk unggulan PD BPR Kota Bandung yang telah bergulir yaitu Kredit Melati Kredit Melawan Rentenir, Kredit Mesra Kredit Masjid Sejahtera dan Kredit Bagja Kredit Bangun Keluarga Sejahtera. Warga Kota Bandung telah menerima manfaat program tersebut. “Sudah lebih dari 16 ribu warga Kota Bandung tertolong hidupnya oleh kredit yang basisnya sangat mudah proses dan persyaratannya. Kredit Melati kemudian Mesra dan Bagja dengan NPL Non Performing Loan NPL atau kredit bermasalahnya kurang dari 5%,” jelas Ridwan. “Ke depannya, jika sudah terkendali maka dipastikan progran kredit yang digagas oleh Pemkot Bandung memiliki kemampuan yang maksimal,” lanjutnya. Di luar itu, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menyarankan agar PD BPR Kota Bandung menggunakan digital dalam melakukan transaksi khususnya dalam kredit Mesra Mesjid Sejahtera. "Tantangan mereka adalah digital, bisa berkomunikasi membantu transaksi via digital," ujarnya.
Kredit Bagja Kredit Bagi Keluarga Juara PD BPR Kota Bandung kembali menghadirkan inovasi pembiayaan. Setelah sebelumnya menghadirkan Kredit Melati dan Kredit Mesra, Badan Usaha Milik Daerah BUMD Kota Bandung itu kini menghadirkan program serupa yakni Kredit Bagja, kependekan dari Kredit Bangun Keluarga Sejahtera. Direktur BPR Kota Bandung, Rio Zakaria mengemukakan, sama seperti dua produk pembiayaan sebelumnya, Kredit Bagja bertujuan untuk mengurangi jumlah masyarakat yang meminjam uang kepada Rentenir. “Dari hasil survey terbatas kami di lapangan ditemukan bahwa ternyata masih banyak korban rentenir. Mereka segan meminjam ke bank karena pesimis dengan beragam persyaratan. Makanya mereka lebih memilih rentenir karena persyaratannya dinilai lebih mudah,” ungkapnya kepada wartawan dalam Bandung Menjawab yang berlangsung di Bandoengsche Melk Centrale, Jalan Aceh, Selasa 14/11/2017. Untuk itu, lanjutnya, pihak PD BPR Kota Bandung lanjut membuat beragam program untuk membantu masyarakat yang terjerat rentenir. Meskipun sudah ada Kredit Melati dan Kredit Mesra, pihaknya pun membuat Kredit Bagja. Karena, menurutnya, semakin banyak program yang dijalankan, akan semakin banyak pula masyarakat yang terhindar dari rentenir. “Bedanya, Kredit Bagja diperuntukkan bagi kader-kader PKK. Sehingga untuk melengkapi persyaratan, selain ada fotokopi KTP, KK juga harus ada rekomendaasi dari ketua TP PKK kecamatan,”sambungnya. Adapun plafon yang diberikan kepada pemohon adalah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Pengajuan bisa dilakukan per kelompok maupun perorangan. Sama dengan produk kredit mikro lainnya, Kredit Bagja juga tidak dikenakan bunga, hanya ada biaya administrasi sebesar 8 persen. Dia pun menjamin, pengajuan kredit Bagja ini tidak akan tumpang tindih dengan kredit mikro lainnya karena satu orang tidak boleh mengajukan lebih dari satu kredit. Kecuali kalau satu kelaurga, dua orang dalam satu KK yang sama diperbolehkan mengajukan kredit yang berbeda. Tapi kalau orangnya sama tidak boleh mengajukan kredit mikro lagi, walaupun jenis kreditnya berbeda. Demi memperlancar pelaksanaan program Kredit Bagja ini, PD BPR menyiapkan dana sebeesar Rp25 milyar. Dana sebesar itu diambil dari pembiayaan yang digunakan untuk kredit melati yang sampai saat ini perputaran uangnya mencapai sekitar Rp50 milyar. “Karena dari program Kredit Melati sudah ada yang membayar sampai lunas dan uangnya bisa dipakai untuk pembiayaan yang lain atau digunakan untuk pinjaman bagi orang lain,”sebut dia. Pada praktiknya, PD BPR sudah menyiapkan 30 orang teller keliling untuk melayani masyarakat pemohon pembiayaan di 30 kecamatan. Mereka yang nantinya akan menjelaskan produk kredit mikro kepada masyarakat baik itu Kredit Melati, Kredit Mesra, maupun Kredit Bagja. Mereka juga yang akan menjemput aplikasi atau draft permohonan hingga tahapan menjemput angsuran. “Masing-masing petugas kami sudah punya jadwal dan nomor kontak masing-masing yang bisa dihubungi jika ada yang ditanyakan atau dikeluhkan seputar pelayan PD BPR. Dengan begitu, diharapkan tidak ada celah lagi bagi para rentenir untuk mendekati masyarakat,” pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama, Kabag Humas Setda Kota Bandung, Yayan A. Brillyana menambahkan, banyaknya program pembiayaan yang dijalankan oleh PD BPR Kota Bandung diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat yang dimulai dari tingkat keluarga terutama keluarga miskin. Bagian Humas, sebagai corong informasi kegiatan pembangunan, penghubung antara masyarakat dan pemerintah serta media sosialisasi bagi proses pembangunan di Kota Bandung menjembatani semua komunikasi baik langsung maupun tidak langsung antara Media Massa, Press, dan Masyarakat. “Begitupun terkait dengan produk PD BPR ini. Kami memiliki tanggung jawab untuk turut serta menyampaikan informasi ke khalayak agar program ini dapat diakses oleh masyarakat lebih luas lagi dan dapat sedikit demi sedikit menggerakkan ekonomi kerakyatan di Kota Bandung,” ujarnya.