Bencanaalam, adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kekeringan, gelombang panas, badai, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. GUNAmengatasi dampak kekeringan yang meluas di sebagian besar wilayah Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Pertanian Flotim melakukan terobosan dengan Program Revolusi Pertanian Lahan Kering yang diharapkan mampu mengatasi gejala rawan pangan di daerah itu. Program itu disampaikan Kepala Dinas KAJIANANALISIS DAMPAK SOSIAL (ANDAS) A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Selama terjadinya krisis ekonomi mulai tahun 1997 sampai 1999 komposisi PDB sektor pertanian terhadap PDB Indonesia mengalami peningkatan dari 64,468 menjadi 65,361,4 US Dollar, sedangkan sektor-sektor yang lain mengalami penurunan. Meski mengalami Bencanaitu telah menyebabkan ribuan warga Somalia mengungsi ke negara-negara tetangga. Penyebab kekeringan di Somalia, Afrika Timur. Secara umum penyebab utama kelaparan di Somalia adalah sistem ekonomi yang merugikan, kemiskinan, faktor lingkungan seperti kekeringan dan perubahan iklim, kobflik, dan pertumbuhan penduduk. Bab5. Dampak Investasi Asing Bagi Pertumbuhan Perekonomian Indonesia _51 5.1. Pendahuluan _51 5.2. Pertumhan Ekonomi _52 5.3. Pertumbuhan Realisasi Investasi Langsung Di Indonesia _57 5.4. Tantangan Investasi Indonesia _59 5.5. Penutup _61 Bab 6. Perkembangan Pariwisata Maritim Di Indonesia _63 6.1. Pendahuluan _63 6.2. Pariwisata _64 Lingkunganpegunungan merupakan salah satu wilayah yang menarik bagi masyarakat untuk melakukan pengembangan ekonomi berupa pertanian hingga sumber daya lain seperti ecowisata. Namun, meningkatnya jumlah penduduk dan infrastruktur yang menempati sekitar wilayah pegunungan, menyebabkan resiko kematian dan kerusakan juga semakin besar. Secarageologis wilayah negara Indonesia berada da 081316515414 Sebagai korban bencana, perempuan adalah kelompok yang dianggap memiliki risiko tinggi terkena dampak dari suatu kejadian bencana, seperti mengalami cidera, sakit atau bahkan mengalami kematian. ekonomi, sosial dan lingkungan. Dampakkekeringan yang mungkin akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia dan dugaan akan dimulai pada bulan Oktober 2015, akan mengakibatkan dampak berantai akibat dari efek domino kekeringan yang ditimbulkannya. Salah satunya adalahpotensi kerawanan pangan nasional yang menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk mengantisipasinya. Terjalinnyakerjasama yang baik antara masyarakat di suatu daerah dengan masyarakat di daerah lain. Terpenuhinya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di perkotaan. Roda perekonomian bergerak lebih baik. 2. Dampak Negatif Urbanisasi. Timbulnya masalah perumahan sempit yang tidak sesuai standar kesehatan. Karenaitu, rumusan masalah dalam penelitian geografi mesti mencerminkan aspek keruangan. Dengan demikian, pertanyaannya juga perlu menyebutkan lokasi, penyebaran, dan asosiasi antar-fenomena gejala (relasi, interelasi, interaksi). Contoh pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian geografi: 1. EsJ1. Tanah memiliki peran yang amat penting bagi seluruh kehidupan di planet Bumi, terutama bagi pertumbuhan tumbuhan serta penyedia hara dan air. Tanah juga dijadikan sebagai tempat tinggal bagi mikroorganisme atau makhluk hidup kecil seperti cacing dan lain tetapi dalam kondisi tertentu, tanah dapat berubah menjadi kering sehingga sulit untuk ditumbuhi tumbuhan ataupun menjadi tempat tinggal makhluk merupakan suatu kondisi kekurangan air pada suatu daerah dalam jangka waktu yang lama, dapat berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada wilayah dengan intensitas curah hujan yang rendah atau di bawah dibiarkan, bukan tidak mungkin kekeringan dapat menjadi sebuah bencana alam sebab dapat menggangu ekosistem lingkungan dan perekonomian suatu apa saja penyebab kekeringan tanah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari disimak penjelasannya di bawah ini!Penyebab terjadinya kekeringan pada tanah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain1. Perubahan IklimPerubahan iklim menjadi faktor penyebab kekeringan pada tanah, terutama jika perubahan iklim berlangsung tidak teratur. Misal perubahan iklim menyebabkan musim kemarau berlangsung lebih lama dibandingkan dengan musim penghujan, sudah tentu akan terjadi kekeringan tanah akibat ketersediaan air tanah terus Kondisi Air Tanah Yang Terlalu DalamTanah tersusun atas beberapa lapisan. Tidak heran dibutuhkan usaha lebih untuk dapat mencapai air dalam tanah, salah satunya dengan melakukan pengeboran. Akan tetapi kondisi air tanah yang terlalu dalam juga tidak baik bahkan dapat menjadi penyebab kekeringan tumbuhan yang mempunyai sistem perakaran pendek, sudah tentu tidak dapat mencapai air tanah yang dalam. Sehingga ketika musim kemarau tiba, besar kemungkinan tumbuhan tersebut mati kekurangan tumbuhan, manusia juga mengalami kesulitan untuk memperoleh sumber air karena letak sumber air yang berada jauh di dalam tanah. Meskipun dapat dilakukan pengeboran, terkadang usaha tersebut tidak selalu berhasil dan membutuhkan biaya yang tidak Curah Hujan Yang RendahHal ini menjadi penyebab utama kekeringan pada tanah dan paling umum terjadi di beberapa wilayah. Rendahnya curah hujan di suatu wilayah dapat disebabkan oleh sedikitnya tingkat produksi uap air pembentuk dipastikan jika curah hujan yang turun sangat rendah atau sedikit, maka musim kemarau dapat terjadi sangat lama dan kekeringan tanah tidak dapat Daerah Resapan SedikitKeberadaan daerah resapan atau ruang terbuka hijau yang sedikit dapat menjadi penyebab kekeringan pada tanah. Seiring bertambahnya populasi manusia, semakin banyak pula pengalihan lahan terbuka menjadi tempat pembangunan gedung dan tempat ketika tanah yang seharusnya dimanfaatkan untuk penyerapan air ketika musim hujan tiba, justru tidak mampu terserap dengan baik akibat telah tertutup oleh beton ataupun bangunan. Tidak heran jika persediaan atau cadangan air tanah terus berkurang dan menyebabkan kekeringan Tekstur TanahTerdapat beberapa jenis tanah serta tekstur yang bervariasi. Ternyata tekstur tanah juga menjadi penyebab kekeringan tanah. Tanah dengan tekstur yang kasar tidak mampu menyimpan cadangan air dengan baik misalnya tanah hanya itu saja, air yang berada pada tanah bertekstur kasar lebih cepat mengalami penguapan karena rongga-rongga tanah yang Kondisi TopografiTopografi suatu wilayah dapat menjadi mempengaruhi kandungan air tanah. Umumnya daerah yang berada di dataran rendah mempunyai kandungan air tanah yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah yang berada di dataran besar kemungkinan dataran tinggi mengalami kekeringan tanah sebab tidak dapat menampung air lebih lama. Hal ini sesuai dengan sifat air yakni mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih hujan terjadi di dataran tinggi, maka air hujan yang terserap masuk ke dalam tanah akan mengalir ke bawah dataran rendah melalui saluran air tanah dalam. Semakin tinggi suatu dataran, maka semakin besar juga kekeringan tanah yang Global WarmingPenyebab kekeringan tanah dapat diakibatkan oleh terjadinya pemanasan global atau global warming. Sesuai dengan namanya, pemanasan ini tidak hanya terjadi di suatu tempat saja namun hampir seluruh warming berdampak pada perubahan iklim di beberapa tempat menjadi tidak teratur. Seperti yang terjadi di Indonesia misalnya, musim kemarau dapat berlangsung lebih lama dibandingkan dengan musim hujan. Akibatnya banyak daerah di Indonesia yang mengalami kekeringan parah saat musim Jenis VegetasiJenis tanaman atau vegetasi yang berada pada suatu lahan juga dapat menyebabkan kekeringan lahan. Lahan yang ditumbuhi oleh tumbuhan bambu bisa mengalami ini disebabkan karena struktur tumbuhan bambu yang rumit dan tumbuh dengan cara menutupi permukaan tanah terutama lapisan tanah atas di sekitar area tumbuhnya bambu. Tidak heran jika sangat jarang ditemukan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitar tumbuhan begitu, tanaman yang seharusnya berfungsi menyimpan air tidak ada atau jumlahnya sangat bambu, tanaman singkong atau ketela pohon juga menjadi tanaman yang menyerap air sangat banyak jika dibandingkan dengan tanaman lainnya. Tidak sedikit orang menanam singkong di kawasan pegunungan atau dataran tinggi karst yang tinggi akan bencana kekeringan. Hal ini juga yang semakin memperparah kekeringan tanah di suatu lahan. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation ENSO. ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat El Nino. Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan. Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan evaporasi, transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. Kekeringan menyangkut neraca air antara inflow dan outflow atau antara presipitasi dan evapotranspirasi. Kekeringan tidak hanya dilihat sebagai fenomena fisik cuaca saja, tetapi hendaknya juga dilihat sebagai fenomena alam yang terkait erat dengan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap air. Bertambahnya jumlah penduduk telah mengakibatkan terjadinya tekanan penggunaan lahan dan air serta menurunnya daya dukung lingkungan. Akibatnya kekeringan semakin sering terjadi dan semakin meluas. Kekeringan dapat menimbulkan dampak yang amat luas, kompleks, dan juga rentang waktu yang panjang setelah berakhirnya kekeringan. Dampak yang luas dan berlangsung lama tersebut disebabkan karena air merupakan kebutuhan pokok dan vital bagi seluruh makhluk hidup, yang tidak tergantikan oleh sumber daya lainnya. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari kekeringan ? 2. Apa saja penyebab kekeringan ? 3. Apa dampak kekeringan terhadap kondisi perekonomian masyarakat ? 4. Bagaimana cara menanggulangi bencana kekeringan ? Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan pengertian kekeringan. 2. Menjelaskan penyebab kekeringan. 3. Menjelaskan dampak kekeringan terhadap kondisi perekonomian masyarakat 4. Menjelaskan cara menanggulangi bencana kekeringan. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kekeringan Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan evaporasi, transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. PBB memperhitungkan bahwa setiap tahun wilayah lahan subur seluas Ukraina hilang akibat kekeringan, pembabatan hutan, dan ketidakteraturan iklim. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh kekeringan dalam demografi adalah migrasi massal, sebagaimana yang terjadi di wilayah Tanduk Afrika dan Sahel. Penyebab Kekeringan Faktor penyebab kekeringan adalah 1. Adanya Penyimpangan Iklim. Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan. 2. Adanya Gangguan Keseimbangan Hidrologis. Gangguan keseimbangan hidrologis, kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis seperti 1 Terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai DAS terutama bagian hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah; 2 Kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3 Rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan. Selengkapnya Download disini BKMG memprediksi musim kemarau 2018 sedikit lebih panjang dan musim hujan mengalami kemunduran, akibat pengaruh anomali iklim global El Nino. Anomali iklim ini memicu terjadinya kekeringan. Menurut Ditjen Tanaman Pangan Kementan, areal persawahan yang mengalami kekeringan mencapai hektare ha dan puso ha. Kesadaran akan pemanasan global telah menggugah bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia untuk melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak buruknya. Para petani yang paling merasakan akibat kekeringan. Tanpa air yang cukup, sawah akan segera mengering dan panen gagal. Kerugian ekonomi petani sudah di depan mata. Kekeringan tetap menjadi ancaman kalau program reboisasi tidak diintensifkan untuk mengembalikan wilayah resapan air. Para petani yang sawahnya puso, akibat kekeringan yang berkepanjangan, terancam risiko mengalami rawan pangan dan gizi. Kerawanan pangan dan gizi muncul apabila masyarakat tidak mampu lagi mengakses pangan secara cukup untuk mempertahankan kehidupan yang aktif dan sehat. Keluarga-keluarga yang mengalami tekanan ekonomi karena kekeringan akan melakukan strategi coping, yaitu mengurangi frekuensi makannya dan mencari bahan pangan konvensional yang dalam situasi normal jarang atau tidak pernah dimakan. Selanjutnya anggota keluarga yang selama ini tidak mencari nafkah anak-anak, orang tua, dan kaum perempuan mulai terjun bekerja apa saja untuk mendapatkan upah tunai. Bila hal ini masih tidak memecahkan masalah, mereka mulai menjual aset yang dimilikinya. Kekeringan dapat memunculkan risiko kurang gizi bagi keluarga-keluarga yang selama ini berada di bawah garis kemiskinan. Perempuan akan turut mengambil peran untuk menghadapi ancaman rawan pangan dan gizi. Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Commonwealth Secretariat Engendering Adjustment in the Nineties menyebutkan bahwa perempuan di seluruh dunia memainkan peran ganda, yakni sebagai ibu dan sebagai pengatur rumah tangga untuk pemenuhan kebutuhan dasar keluarga family’s basic need. Lalu, sebagai produsen dan kontributor penghasilan keluarga, dan sebagai pengatur organisasi kemasyarakatan yang berdampak pada kesejahteraan sosial. Inilah yang dikenal sebagai empat peran perempuan. Pemerintah mempunyai tugas berat untuk mengantisipasi dampak kekeringan guna membantu petani. Kecukupan pangan menjadi prioritas baik untuk skala nasional maupun regional. Ketidaktahanan pangan memunculkan dampak negatif, yakni menurunnya status gizi masyarakat. Selama ini Kementerian Kesehatan sudah berpacu untuk mengentaskan problem gizi karena 37% anak Indonesia mengalami kekurangan gizi kronis berupa stunting anak pendek. Jangan sampai dampak kekeringan berakibat semakin meningkatnya anak penderita malnutrisi. Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan gizi di masyarakat harus terus-menerus melakukan pemantauan status gizi secara cermat. Vaksinasi dan imunisasi bagi anak balita harus terus dilakukan. Di tengah-tengah merebaknya berita bahwa vaksin tertentu difatwakan haram oleh MUI, tetapi masih boleh digunakan karena alasan darurat, memunculkan berbagai pandangan pro-kontra di masyarakat. Mungkin mereka yang sangat berhati-hati justru memutuskan tidak melakukan vaksinasi bagi anak-anaknya karena takut dengan hukum haram. Fokus pemeliharaan kesehatan dan gizi anak balita perlu dilebarkan, yaitu dengan intervensi pemberian makanan tambahan bagi anak balita dari keluarga miskin maupun petani-petani yang terancam kekeringan. Sudah saatnya dalam situasi krisis akibat kekeringan, bantuan makanan tambahan di posyandu tidak lagi berupa secangkir kacang ijo atau sebutir telur setiap bulan. Akan tetapi, seharusnya bisa berupa makanan lengkap meal atau bahan makanan yang bisa dibawa pulang dan disajikan di rumah susu dan telur. Jumlah orang miskin di Indonesia ialah 25,95 juta orang atau 9,82% dari total penduduk. Kerja keras pemerintah telah berhasil menekan angka kemiskinan di bawah dua digit. Yang perlu diantisipasi ialah bahwa dalam situasi krisis akibat kekeringan, jumlah orang miskin kalau bisa jangan sampai melonjak lagi. Selama ini, program-program pengentasan rakyat dari kemiskinan sudah diimplementasikan pemerintah. Dalam program-program sosial yang bersifat charity bantuan gratis, masalah yang umum dihadapi ialah penentuan target sasaran yang kadang-kadang kurang tepat. Untuk itu, indikator kemiskinan perlu disosialisasikan di tingkat lapangan sehingga tidak terjadi misklasifikasi orang miskin. Pemerintah harus membuat perencanaan yang matang menyangkut bantuan untuk masyarakat miskin yang terkena dampak kekeringan. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa di dalam implementasi program raskin sekarang disebut rastra yang sudah berskala nasional ternyata masih dijumpai permasalahan. Hal ini terjadi karena orang miskin yang merasa berhak mendapatkan bantuan beras bersubsidi ternyata jumlahnya lebih banyak daripada yang terdata. Koordinasi di tingkat lapangan sangatlah penting. Zaman sekarang orang tidak malu-malu lagi untuk disebut miskin karena menginginkan bantuan dari pemerintah. Kini, di saat kekeringan merebak dan daya beli mungkin bakal merosot, pemerintah harus segera tanggap merumuskan bantuan untuk rumah tangga yang terancam kesejahteraannya. Memberikan keringanan kredit pinjaman bagi petani yang terkena puso, atau bantuan langsung tunai dengan mekanisme yang lebih baik kiranya sangat diharapkan oleh petani yang akan terkena dampak paling serius akibat kekeringan panjang. Bermatapencarian sebagai petani ialah pilihan hidup. Konon, petani ialah anggota masyarakat yang paling tenang hidupnya. Pepatah mengatakan kalau ingin kaya jadilah pedagang, tapi kalau ingin tenang hidupnya jadilah petani. Ironisnya, generasi muda saat ini seolah enggan bertani karena pertanian identik dengan kehidupan berkubang dengan lumpur. Di televisi kehidupan sukses ditunjukkan oleh generasi muda berdasi, bermobil, dan kehidupan mapan lainnya yang seolah hanya milik mereka yang bekerja di perkantoran. Pertanian di Indonesia menghadapi tantangan, yaitu menarik generasi mudanya untuk mau berkecimpung di dunia pertanian.